Tuesday, April 29, 2014

TANDA-TANDA KESEMBUHAN DARI CAMPAK

Saat demam turun, timbul bercak2 merah. Anak jd lebih aktif, menunjukkan tanda2 kesembuhan. Ini bedanya dgn campak,menurut dokter https://twitter.com/FrecilliaRegina/status/192267676805111808/photo/1
»»  READMORE...

Kenali Bintik-bintik pada Demam Berdarah, Campak, Roseola, Rubela dan Alergi


Saya merangkumnya disini, agar tidak hilang begitu saja.  Bila ada pertanyaan, silahkan langsung saja mention bu dokter @FrecilliaRegina :)
1. Demam berdarah :
Gejala awalnya demam tinggi, sulit turun walaupun diberikan obat penurun panas. Tampak lemes, nafsu makan minum turun
Kadang diselingi muntah/mencret. Timbul bintik2 merah di kulit plg sering tangan kaki, wkt ditekan bintiknya tetap ada http://pic.twitter.com/Rceq0IgJ
Untuk anak yg lebih bsr, bs ngeluh sakit kepala, pegel2, sakit tulang, sakit perut, mual
Bisa cek trombosit hari ke-3. Demam biasanya turun hari ke-4 atau 5. Inilah saat yg bahaya. Pastikan cukup cairan (banyak minum), bnyk pipis
NS-1 diperiksa pd hari 1-3. Kalau udah hari ke-5 dst, periksa IgM & IgG anti dengue
Tanda bahaya : anak tidak sadar, kejang, kekurangan cairan, muntah darah, BAB darah, keringat dingin slrh tubuh. Cepet ke UGD ya..
Obatnya cuma cairan (minum atau infus).
Pencegahan dgn 3M, kelambu, lotion anti nyamuk

2. Campak :
 
Gejala awalnya panas, batuk, beringus, mata merah disertai belekan http://pic.twitter.com/y4Cr5uBd
Saat keluar bercak2 merah, panas makin tinggi. Bercak merah timbul mulai dr blkg telinga, wajah, badan trus tgn & kaki http://pic.twitter.com/4Sr6zzeF
Bercak merah kalo ditekan menghilang. Bbrp hari kmdn berubah bercak hitam. Ini tanda penyembuhan. Bercak hitam menghilang agak lama (2 mgg)
Bercak merah maupun bercak hitam tidak gatal. Campak akan sembuh sndiri krn penyebabnya virus. Saat demam bs diberikan penurun panas
Tanda bahaya : panas tinggi disertai kejang, penurunan kesadaran, mencret2, sesak napas, suara serak, sakit/keluar cairan dari telinga
Cegah campak dgn imunisasi saat 9 bln, ulangan saat 6 thn. Bisa diberikan MMR saat 15 bln, ulangan saat 5 thn jd ngga perlu ulangan campak

3. Roseola : alias exanthema subitum
Biasanya mengenai bayi (6 bulan sampe 15 bulan).
Gejalanya hanya demam selama bbrp hari
Saat demam turun, timbul bercak2 merah. Anak jd lebih aktif, menunjukkan tanda2 kesembuhan. Ini bedanya dgn campak http://pic.twitter.com/R812LG6x
Penyebab roseola juga virus, jd akan sembuh dgn sendirinya. Saat bayi demam & rewel bisa diberikan penurun panas (paracetamol
Roseola tidak berbahaya, namun krn tipe demamnya mirip demam berdarah, pd hari ke-3 tetap perlu periksa lab (hematokrit dan trombosit)
Bercak merah tidak gatal & akan menghilang dlm 2 hari

4. Rubela (campak Jerman) :
Gejalanya bisa demam ringan, batuk pilek, skt kepala, skt tnggorokan. Yg khas : pembesaran kelenjar getah bening
Pembesaran kelenjar ini dpt diraba di belakang kepala (perbatasan rambut), belakang telinga, daerah leher dan nyeri saat ditekan
Pembesaran kelenjar timbul sblm bercak & akan mengecil stlh 1 minggu. Saat bercak merah timbul, demam msh ringan atau mulai menghilang
Bercak merah dari muka ke badan, ditekan akan menghilang. Saat bercak di tangan kaki timbul, yg di wajah menghilang. Bercak dirasakan gatal
Rubela penyebabnya virus, hilang dgn sndirinya. Jarang menyebabkan bahaya, kecuali bila ibu hamil yg terkena.. bayinya bisa kelainan bawaan
Demam rubela jarang diatas 38.5, jd ini yg membedakan dgn demam berdarah & campak. Tidak perlu cek darah (lab)
Pencegahannya dengan imunisasi MMR (mumps-measles-rubella atau gondongan -campak-campak jerman) saat 15 bulan dan ulangannya saat 5 thn.

5. Alergi :
Didahului kena alergen (makanan, debu, dingin, panas, infeksi dll). Biasanya bercak merah seluruh tubuh & gatal
Bercak merah seperti pulau2, ada yg besar ada yg kecil, agak timbul, teraba panas. Makin digaruk makin bengkak & merah http://pic.twitter.com/VGtmkfpB
Bisa disertai bibir jontor, mata & telinga bengkak.
Tanda bahaya : sesak napas, bengkak seluruh tubuh, pingsan/kesadaran menurun
Obatnya : bedak kocok dioleskan ke daerah yg bengkak. Minum antihistamin, untuk yg berat bs diberikan steroid
Pencegahan : hindari alergen atau zat yg dpt menyebabkan alergi
»»  READMORE...

Bercak Merah Saat Anak Demam Tak Harus Campak

KOMPAS.com -  Saat anak demam dan timbul bercak merah di seluruh badan, seringkali dianggap penyakit campak (gabag, karumut). Padahal, campak tidak harus selalu ditandai dengan demam yang disertai bercak merah. Berbagai penyakit lain juga dapat timbul dengan gangguan seperti itu.
Kesalahan diagnosis tersebut bukan hanya terjadi pada orang awam, dokterpun sering terkecoh oleh tampilan berbagai penyakit lain yang dianggap sebagai campak. Sehingga, seringkali anak didiagnosis campak lebih dari sekali, karena seharusnya bila terkena penyakit campak seumur hidup tidak pernah terkena lagi karena mempunyai kekebalan alamiah permanen.
Bila diagnosis campak tidak benar, anak tidak diimunisasi campak karena sudah mengalami campak, padahal diagnosisnya tidak benar. Keadaan ini berisiko anak dapat terkena penyakit campak yang sebenarnya. Ciri khas penyakit campak adalah bercak merah timbul masih disertai pilek, masih demam tinggi, bercak merah semakin banyak sampai 5-7 hari, dan seminggu berikutnya timbul bekas kehitaman.
Penyakit Yang Menyerupai
1. Exantema Subitum. Kelainan yang disebabkan karena infeksi virus inilah yang paling sering terjadi yang sering dianggap campak. Pada kelainan ini biasanya demam 1-3 hari setelah demam hilang baru timbul bercak kemerahan diseluruh tubuh yang mirip campak. Setelah timbul dalam 2-3 hari akan hilang tidak membekas. Bedanya pada campak bercak merah timbul demam masih terjadi, seminggu setelah itu timbul bekas kehitaman pada bercak merah yang ada. Kelainan ini sering dialami pada penderita alergi dengan riwayat kulit yang sangat sensitif.
2. DBD. Pada awal perjalanan penyakit DBD pada hari ke 1-4 kadang juga disertai bercak kemerahan yang mirip campak. Bercak merah ini biasanya akan hilang setelah hari ke 5-7. Manifestasi ini sering dialami pada penderita alergi dengan riwayat kulit yang sangat sensitif.
3. Rubela. Rubela atau dikenal juga dengan nama Campak Jerman adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Rubella. Virus biasanya menginfeksi tubuh melalui pernapasan seperti hidung dan tenggorokan. Anak-anak biasanya sembuh lebih cepat dibandingkan orang dewasa. Penyakit ini sering ringan dan serangan sering berlalu tanpa diketahui. Penyakit ini bisa berlangsung satu sampai tiga hari. Anak-anak sembuh lebih cepat daripada orang dewasa. Infeksi dari ibu oleh virus Rubella saat hamil bisa serius, jika ibu terinfeksi dalam 20 minggu pertama kehamilan, anak bisa lahir dengan sindrom rubella bawaan (CRS), yang memerlukan berbagai penyakit tak tersembuhkan yang serius. Aborsi spontan terjadi pada hingga 20% kasus. Virus ini menular lewat udara. Rubela juga biasanya ditularkan oleh ibu kepada bayinya, makanya disarankan untuk melakukan tes Rubela sebelum hamil. Bayi yang terkena virus Rubela selama di dalam kandungan berisiko cacat.
4. Infeksi mononukleoss. Mononukleosis Infeksiosa adalah penyakit yang ditandai dengan demam, nyeri tenggorokan dan pembesaran kelenjar getah bening, yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr, salah satu dari virus herpes. Setelah menyususp ke dalam sel-sel di Hidung dan tenggorokan, virus ini akan menyebar ke limfosit B (sel darah putih yang bertanggungjawab terhadap pembentukan antibodi). Infeksi virus Epstein-Barr sering terjadi dan bisa menyerang anak-anak, remaja dan dewasa.
5. Erupsi obat Erupsi obat alergi atau allergic drug eruption adalah reaksi alergi pada kulit atau daerah mukokutan yang terjadi sebagai akibat pemberian obat dengan cara sistemik. Pada pemeriksaan fisik, hampir di seluruh tubuh tampak papul eritematous diskret. Pengobatannya dengan terapi sistemik berupa kortikosteroid dan antihistamin dan topikal.
6. Penyakit Kawasaki. Penyakit ini juga dikenal sebagai sindrom kelenjar getah bening, penyakit simpul mukokutan, poliarteritis kekanak-kanakan. Sindrom Kawasaki adalah penyakit, sebagian besar bayi, yang mempengaruhi banyak organ, termasuk kulit, selaput lendir, kelenjar getah bening, dan dinding pembuluh darah, tetapi efek yang paling serius adalah pada jantung mana ia dapat menyebabkan dilasi aneurismal parah.
Penyakit Campak
Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus. Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini. Penyebab Campak, rubeola, atau measles adalah penyakit infeksi yang sangat mudah menular atau infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kurang lebih 4 hari pertama sejak munculnya ruam.
Campak disebabkan oleh paramiksovirus (virus campak). Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease). Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul. Virus campak ditularkan lewat infeksi droplet lewat udara, menempel dan berbiak pada epitel nasofaring.
Mereka yang rentan terhadap campak adalah:
- bayi berumur lebih dari 1 tahun
- bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
- remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.

Gejala
- Gejala klinis terjadi setelah masa tunas 10-12 hari, terdiri dari tiga stadium :

Stadium prodromal, berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan demam yang diikuti dengan batuk, pilek, farings merah, nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Tanda patognomonik timbulnya enantema mukosa pipi di depan molar tiga disebut bercak Koplik.
Stadium erupsi, ditandai dengan timbulnya ruam makulo-papular yang bertahan selama 5-6 hari. Timbulnya ruam dimulai dari batas rambut di belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher, dan akhirnya ke ekstrimitas.
Stadium penyembuhan (konvalesens), setelah 3 hari ruam berangsur-angsur menghilang sesuai urutan timbulnya. Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang setelah 1-2 minggu.
- Sangat penting untuk menentukan status gizi penderita, untuk mewaspadai timbulnya komplikasi. Gizi buruk merupakan risiko komplikasi berat.
- Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa: - Panas badan - nyeri tenggorokan - hidung meler (coryza) - batuk (cough) - Bercak Koplik - nyeri otot - mata merah (conjuctivitis). Adanya demam tinggi terus menerus 38,50 C atau lebih disertai batuk, pilek, nyeri menelan, mata merah dan silau bila kena cahaya (fotofobia), seringkali diikuti diare. Pada hari ke 4-5 demam, timbul ruam kulit, didahului oleh suhu yang meningkat lebih tinggi dari semula. Pada saat ini anak dapat mengalami kejang demam. Saat ruam timbul, batuk dan diare bertambah parah sehingga anak mengalami sesak nafas atau dehidrasi.
-2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
- Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius.  Sekitar 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang.
- Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.
Komplikasi
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:
1. Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah (otitis media)
2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga pendeita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan
3. Ensefalitis (inteksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.
4. Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak yang lebih kecil
5. Diare dapat diikuti dehidrasi
6. Laringotrakeobronkitis (croup)
7. Bronkopneumonia
8. Reaktifasi tuberkulosis
9. Malnutrisi pasca serangan campak
10. Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE), suatu proses degeneratif susunan syaraf pusat dengan gejala karakteristik terjadi deteriorisasi tingkah laku dan intelektual, diikuti kejang. Disebabkan oleh infeksi virus yang menetap, timbul beberapa tahun setelah infeksi merupakan salah satu komplikasi campak onset lambat.
Pencegahan
- Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
- Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.
- Imunisasi campak termasuk dalam program imunisasi nasional sejak tahun 1982, angka cakupan imunisasi menurun < 80% dalam 3 tahun terakhir sehingga masih dijumpai daerah kantong risiko tinggi transmisi virus campak.
- Strategi reduksi campak terdiri dari : Pengobatan pasien campak dengan memberikan vitamin A . Imunisasi campak PPI : diberikan pada umur 9 bulan. campak dapat diberikan bersama vaksin MMR pada umur 12-15 bulan. Mass campaign, bersamaan dengan Pekan Imunisasi nasional
- Catch-up immunization, diberikan pada anak sekolah dasar kelas 1-6, disertai dengan keep up dan strengthening.
(Dr Widodo Judarwanto SpA adalah dokter spesialis anak dari RS Bunda Jakarta, Klinik Kesulitan Makan, Jl. Rawasari Selatan 50, Cempaka Putih, Jakarta Pusat)
ref : http://health.kompas.com/read/2012/02/06/10583692/Bercak.Merah.Saat.Anak.Demam.Tak.Harus.Campak
»»  READMORE...

BILA ANAK TERKENA CAMPAK

Hati-hati bila anak demam dibarengi munculnya bercak merah di
sekitar tubuh. Jangan dianggap enteng, Bu.
Hari itu, di rumah keluarga Ibu Niken terjadi kepanikan. Pasalnya,
kulit Nandia (13 bulan) berbercak merah, bahkan seperti
menghitam. “Memang, beberapa hari ini dia panas tinggi. Tapi, saya
pikir dia demam biasa saja,” ujar Ibu Niken dengan rasa bersalah.
Ternyata, dari pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa Nandia terkena
campak. “Hal itu bisa saja terjadi. Memang adakalanya penyakit campak
tak terlihat karena campaknya belum keluar,” ujar DR.Sri Rezeki H.
Hadinegoro, Dr. Sp.A(K), dari RSUPN Cipto Mangunkusumo.
Apa yang dialami Ibu Niken kerap juga dialami ibu-ibu lain. Mari kita
mengenal campak lebih jauh, agar tak langsung panik saat
menghadapinya.
PNYEBABNYA ADALAH VIRUS
Penyakit campak/measles disebabkan oleh virus Morbili. Pada tahun 60-
an, di Amerika campak merupakan penyakit yang mengakibatkan kematian
400 balita setiap tahunnya. Gejala campak memang agak sulit dideteksi
secara dini. Karena, gejala campak, seperti batuk, pilek, dan demam,
menurut Sri, hampir sama dengan penyakit flu biasa. “Padahal, campak
merupakan penyakit infeksi yang berbahaya.” Bahkan, gejala munculnya
bercak merah di kulit pun hampir mirip dengan karena keracunan obat
atau alergi karena dingin.
Gejala awal penyakit campak ini dimulai dengan adanya batuk-batuk.
Lalu, 1-2 hari kemudian timbul demam yang tinggi dan turun naik
berkisar antara 38-40 derajat, selama lima hari. Biasanya dibarengi
dengan mata merah dan seperti berair.
Pada saat itu pula, biasanya muncul bintik putih seperti Koplik spot
di sebelah dalam mulut. Dan ini biasanya akan bertahan 3-4 hari.
Kadang-kadang juga disertai dengan munculnya diare. Memasuki hari
kelima demamnya akan tinggi sekali. “Pada waktu itulah, bercak merah
mulai keluar.”
Bercak merah campak berbeda dengan bercak biang keringat, misalnya.
Karena, biang keringat tidak dibarengi dengan demam. Bercak-bercak
merah ini muncul secara bertahap dan merambat. Lokasi “khusus” ini
biasanya muncul pertama kali di belakang kuping, leher, dada ke
bawah, tangan, kaki lalu ke muka.
Jadi, terang Sri, bercak-bercak merah ini tak sekaligus muncul ke
seluruh tubuh. Perlu waktu, biasanya seminggu barulah memenuhi
seluruh tubuh. Tetapi, jika daya tahan tubuh anak cukup bagus bercak
merahnya tak terlalu menyebar atau tak terlalu penuh. Umumnya jika
bercak merah ini sudah keluar, demamnya akan turun dengan sendirinya.
Usai itu, kulit kemudian menjadi hitam bersisik, kira-kira selama 2
minggu. Timbul warna kehitaman itu merupakan periode penyembuhan.
Lama-lama tanda hitam itu akan rontok, hilang atau sembuh dengan
sendirinya.
Yang jelas, bercak-bercak merah ini menimbulkan gatal luar biasa.
Yang dikhawatirkan, kata Sri, timbul infeksi karena anak menggaruk
dengan tangan yang tidak bersih. Infeksi ini muncul seperti bisul-
bisul kecil bernanah. Ditambah lagi kebiasaan yang tidak benar dari
para ibu ini, yang tidak memandikan anak yang sedang terkena
campak. “Padahal anak yang campak, bila panasnya sudah turun tetap
harus dimandikan,” tandas Sri. Minimal, dilap handuk basah untuk
membersihkan keringatnya. Dan, usahakan untuk menggunakan sabun bayi
yang tak terlalu merangsang kulit atau yang tak terlalu keras.
Gosoklah seluruh bagian tubuhnya seperti biasa, asal tidak terlalu
keras. Justru, bila anak tak dimandikan, anak akan berkeringat dan
tentu rasanya lebih gatal lagi. “Dengan mandi anak akan merasa
nyaman. Nah, untuk mengurangi rasa gatalnya, sehabis mandi bisa
dibedaki dengan salycyl talc,” papar Sri.
KOMPLIKASI
“Yang terang, disebut campak apabila demam itu berlanjut dengan
timbulnya bercak-bercak merah. Kita sering salah kaprah, bila anak
demam tinggi dan tidak mengeluarkan bercak-bercak merah, menandakan
bahwa campaknya tidak keluar. “Tanpa bercak merah, kendati demamnya
tinggi, namanya bukan campak.”
Anak yang terkena campak ini tergolong sakit berat. Paling tidak
menghabiskan waktu sakit selama tiga minggu. Dan campak ini juga
dikategorikan atas ringan dan berat. Disebut ringan, kata Sri,
apabila setelah keluar campak, demamnya akan turun. “Sedangkan campak
yang berat bila sampai ada komplikasinya. Komplikasi itu bisa terjadi
disepanjang berlangsung penyakitnya,” jelas Sri. Komplikasi terberat
bisa sampai menimbulkan kematian. Radang paru (pneumonia) merupakan
komplikasi yang paling sering mengakibatkan kematian pada anak.
Komplikasi ini bisa terjadi karena virus Morbilli bisa menyebar
melalui aliran darah ke mana-mana. Selain ke kulit, ke selaput lendir
hidung, mulut, pencernaan. Bahkan bila virus itu masuk ke daerah otak
bisa menimbulkan kejang-kejang, kesadaran menurun/ensefalopati.
Bila ke daerah pencernaan bisa menimbulkan diare atau muntah-muntah
sehingga anak kekurangan cairan atau dehidrasi. Selain itu karena ada
sariawan juga membuatnya perih dan tak mau makan. “Umumnya campak
yang berat ini terjadi pada anak yang gizinya buruk,” ujar Sri.
Perlu diketahui, campak ditularkan lewat udara yang terhisap melalui
hidung atau mulut. Karena penularannya terjadi langsung, penyakit
campak menular begitu cepat. Penularan sudah berlangsung 1-2 hari
sebelum keluarnya bercak-bercak merah. Karena itu, anak yang campak
harus diisolasi agar tidak menularkan pada anak yang lain. Ia pun
perlu mendapat istirahat yang cukup. Kemudian, makan bergizi.
PENANGANAN CAMPAK
Anak yang diduga terkena campak harus dipastikan dulu apakah betul-
betul campak atau bukan. Bila diagnosis sudah ditegakkan, dan tak ada
komplikasi, anak cukup dirawat di rumah. “Tetapi, bila sampai terjadi
komplikasi harus dirawat di rumah sakit.”
Yang terang, bila campak tak diobati akan berbahaya karena dampaknya
yang bisa bermacam-macam tadi. Anak pun akan rewel, sulit minum, tak
bisa tidur, bisa kejang, kekurangan cairan, sesak nafas dan
sebagainya. “Jadi jangan punya anggapan bahwa campak didiamkanpun tak
apa-apa. Karena ini termasuk penyakit berat,” tandas Sri.
Dan, pengobatan campak dilakukan untuk mengobati gejalanya. Hal ini
disebabkan karena penyebab campak adalah virus. “Jadi, bukan
mematikan virusnya. Karena begitu gejala penyakitnya timbul virusnya
sendiri sudah tak ada,” jelas Sri. Jadi, anak akan diberi obat
penurun panas untuk demam, obat sariawan untuk sariawan (bila ada),
dan obat diare untuk mengatasi diarenya. Dan obat batuk untuk
mengobati batuknya. Lalu disiapkan pula obat anti kejang bila anak
punya bakat kejang.
Sebaiknya anak berpantang makanan yang merangsang batuk, seperti
goreng-gorengan, permen dan coklat. Selain itu, berilah anak makanan
yang mudah dicerna.
Umumnya bila anak terkena campak akan rentan sehingga mudah sekali
terkena penyakit lain. Misalnya bila di sekitarnya ada yang flu,
radang tenggorokan atau bahkan TBC, maka diapun bisa terkena.
Biasanya masa rentan ini berlangsung sebulan setelah sembuh.
IMUNISASI
Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya timbulnya campak
pada anak?
Untuk diketahui, semua penyakit virus itu bersifat endemis. Artinya
penyakit itu tidak mengenal musim, karena bisa muncul sepanjang
tahun. Karena itu, pencegahan dilakukan hanya dengan imunisasi
campak. “Imunisasi pertama dilakukan pada usia antara 6-9 bulan. Lalu
diulang pada usia 5-6 tahun atau ketika sekolah TK atau SD kelas
satu.”
Vaksin campak ini tergolong ringan sekali, tak ada efeknya. Cuma
biasanya setelah satu minggu, badan agak hangat dan adakalanya
diare. “Tapi, vaksin ini lebih ringan daripada vaksin DPT.”
Karena umumnya campak banyak menyerang anak usia balita, itulah
mengapa imunisasi diberikan di bawah usia setahun. Karena itu bila
dalam satu keluarga, misalnya kakaknya yang usia TK terkena campak,
lalu ada adiknya yang masih bayi, orang tua harus ekstra hati-
hati. “Jika adiknya belum diimunisasi akan berbahaya sekali.
Sebaiknya kakak atau adiknya dipisahkan dari rumah, misalnya
dititipkan atau tinggal sementara di rumah nenek atau saudara
lainnya,” saran Sri.
Kemudian, lakukan pemantauan terhadap si adik selama kurang lebih
tiga minggu, apakah tertular atau tidak. Bila adiknya tak terkena
dalam waktu itu, segera berikan imunisasi. “Tapi, bila yang terjadi
dalam waktu 3 minggu itu adiknya terkena campak, tak perlu
diimunisasi tapi harus diobati.” Hal ini disebabkan, lanjut Sri,
vaksin imunisasi merupakan virus yang hidup tapi dilemahkan. Jadi,
kalau sudah tertular virus dalam badannya maka jangan diberikan lagi.
Anak yang sudah mendapatkan imunisasi diharapkan tak terkena campak.
Karena sudah ada imunnya. Kalau toh terkena tak akan sampai berat.
Perlu diingat, “Seorang anak akan terkena campak sekali seumur hidup.
Kalau dikatakan sampai 2-3 kali terkena campak, itu salah, berarti
diagnosisnya tak betul,” kata Sri.
Dan bila masa kecilnya tak terkena campak bisa saja terkena di usia
setelah besar. Kecuali bila daya tahan tubuhnya kuat, ada kemungkinan
tidak terkena.
»»  READMORE...